.

Minggu, 02 Juni 2013

Karena, Hidup Tak Ada Yang Sempurna

Hebat … mengagumkan … Salut … dan ribuan pujian mungkin akan terlontar dari bibir kita terhadap para motivator ataupun trainer-trainer yang nampaknya memiliki kehidupan sempurna. Sehingga dari kesempurnaan hidup mereka, merekaakhirnya bisa memotivasi orang lain yang mempunyai hidup yang “penuh keterbatasan” bahkan “penuh penderitaan”. Tapi apakah benar demikianadanya? Benarkah mereka adalah orang-orang yang “cemerlang” dan “mengagumkan” dalam setiap sisi kehidupannya? Inilah yang sejatinya perlu kita cermati. Sejatinya, mereka belum tentu “seberuntung” diri kita. Atau seberuntung orang-orang yang mendengarkan ceramah motivasi dari mereka. Boleh jadi persoalan hidup yang mereka alami jauh lebih banyak dari orang-orang yang mengaguminya - yang dalam kacamata orang kebanyakan layak menjadi “dalih” untuk merasakan hidup penuh penderitaan. Inilah keunikan yang dimiliki oleh “orang-orang yang beruntung” tersebut. Orang-orang awam selalu menganggap mereka memiliki kehidupan yang sempurna. Padahal apa yang dialami oleh mereka boleh jadi jauh “lebih buruk” daripada orang-orang yang mengagumi dan menyanjungnya. Yang membedakan hanya pada “keahlian” mereka untuk mengingat keberuntungan-keberuntungan yang sudah mereka dapatkan kemudian mengumpulkannya hingga menjadi “gudangkeberuntungan”. Selanjutnya mereka mengemas “keberuntungan-keberuntungan tersebut dalam kemasan yang menarik” lalu mempromosikannya kepada orang-orang yang “kurang beruntung” hidupnya. Maka jadilah mereka orang-orang sukses yang menjual “gudang keberuntungan” dalam pikiran mereka kepada orang lain. Selanjutnya, seberapa konsisten mereka terlihat sukses dengan “menjual gudang keberuntungan dalam pikiran mereka” tergantung seberapa konsisten mereka untuk terus mengumpulkan “keberuntungan-keberuntungan baru” lalu menyimpannya dalam “gudang keberuntungan dalam pikiran” mereka, dan mengemasnya dalam kemasan yang tentu saja menarik. Seperti layaknya produk-produk yang laris manis dipasaran selalu mempunyai daya pikat orang untuk membelinya. Pelanggan “produk” mereka adalah orang-orang yang mengumpulkan “pikiran-pikiran buruk” dalam hidupnya, sehingga perlu motivasi atau contoh untuk mengubahhidupnya. Atau siapapun juga yang selalu merasa membutuhkan motivasi dari sang motivator. Seandainya mereka berbuat samadengan orang-orang yang telah “memukau”mereka tersebut. Boleh jadi mereka mempunyai “gudang keberuntungan” yang jauh lebih besar atau lebih memukau. Dan punya peluang lebih besar untuk lebih berbahagia hidupnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar