Saya ingin bercerita tentang pengalaman
menarik mengenai salah satu permainan tradisional yang sempat
digandrungi anak-anak pada zaman saya masih kecil dulu. Congklak
merupakan salah satu permainan favorit di kampung saya, dimana anak-anak
dengan riang gembira memainkannya disaat waktu luang sepulang sekolah
atau bahkan terkadang ada juga yang membawanya ke sekolah. Hal itu
sebenarnya pernah saya lakukan pada masa sekolah dulu, saya relakan
membawa congklak yang ukurannya lumayan besar ke sekolah agar saya dan
teman-teman bisa memainkannya pada saat jam istirahat berlangsung.
Mengenang memori itu tentu membuat saya
rindu akan permainan tradisional tersebut, tapi kini apa yang bisa saya
lihat di Indonesia pada kenyataannya mereka lebih senang bermain game
dengan perangkat komputer dan remote konsol..hhmmm..saya sedih melihat
kemajuan teknologi masa kini justru membuat anak-anak kita tidak gemar
bermain diluar ruangan seperti pada zaman saya dulu. Kini mereka semua
lebih betah duduk berjam-jam hanya untuk memainkan game virtual yang
terkadang juga mengandung sisi kekerasan dan pornografi.

Congklak ala Indonesia yang dijual di toko Asia
Kembali pada pembahasan congklak dimana
saya terkejut pada saat saya melihat mainan favorit saya “mejeng” di
sebuah etalase toko di Basel, Swiss. Dengan terus mengucek mata lalu
melihat jeli mengarah ke tempat congklak itu dijual disebuah toko
perabotan Asia. Tanpa berpikir panjang saya langsung membeli sepasang
congklak itu lengkap dengan kotak kecil berisi bebatuan kecil dengan
harga yang lumayan terjangkau untuk ukuran kantong orang swiss yaitu 10
swiss frank atau seratus ribu rupiah. Lumayan untuk sekedar mengisi
waktu luang di hari-hari sepi saya pada saat liburan. Syukur teman-teman
perempuan saya juga menyenangi permainan tersebut jadilah saya
nostalgia dengan para bule dewasa yang juga antusias memainkannya.
Setelah diteliti lebih rinci lagi
ternyata permainan congklak sendiri sempat tenar saat sebuah supermarket
ternama di Swiss yaitu Migros memberikan paket undian untuk para
pelanggannya dengan nama programAnimanca dimana setiap total
belanja sebesar 20 swiss frank dan kelipatannya maka mereka akan
mendapatkan satu kantong kecil berisi ornamen batu dari plastik dengan
ukiran hewan diatasnya yang bisa dikoleksi sebagai liontin kalung atau
bahkan batu pelengkap untuk bermain congklak ala Animanca, yang menarik
dari program ini adalah banyak sekali peminat yang mayoritas anak-anak
swiss yang meminta orang tua mereka untuk terus belanja di Migros agar
bebatuan ala plastik itu bisa cepat terkumpul dan dapat segera dimainkan
sebagai congklak.

Congklak ala Swiss
Kisah congklak yang sudah punah di
Indonesia bahkan sangat digemari oleh anak-anak dan remaja di Swiss.
Bangga rasanya memiliki keanekaragaman permainan tradisional seperti di
Indonesia. Selain semuanya menarik untuk dimainkan yang pasti juga
menyehatkan karena banyak gerakan selama aktivitasnya dan juga pastinya
kehidupan sosial antar anak-anak dapat terus terjalin melalui permainan
tradisional layaknya petak umpet, petak jongkok, galaksin, batu
tujuh..waaahh masih banyak lagi macam permainan menarik lainnya dari
Indonesia..
Artikel From: http://muda.kompasiana.com/2013/08/28/mainan-tradisional-indonesia-tenar-di-swiss-586938.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar