.

Rabu, 05 September 2012

Be Yourself!

Menjadi diri sendiri merupakan modal awal kita untuk mengarungi hidup di dunia yang
penuh keanekaragaman ini.
Coba, kalau kita tidak punya pendirian, tidak punya gaya
sendiri, selalu ikut apa pendapat orang lain, bagaimana kita bisa membuat hidup kita tenang. Sebentar-sebentar harus ganti gaya, menclok sana sini, service sana sini, demi menyenangkan orang lain.
Kalau kita saja tidak nyaman dengan diri sendiri, bagaimana
bisa membuat nyaman orang lain.

Keteguhan akan pendirian akan membentuk karakter.
Dan karakterlah yang akan membuat kita beda dengan yang lain, dan bisa membuat tertarik orang lain, asal karakter positiflah yang kita tonjolkan.

Pernah dengar istilah ‘pemimpin yang berkarakter’? Artinya dia pemimpin yang ketahuan arahnya mau kemana, bisa memandu bawahannya supaya mengikuti
visinya dia.

Begitu juga kalau kita disebut
‘pria yang berkarakter’ misalnya. Berarti orang sudah tahu sifat dan sikap kita yang baik, dan meyakinkan tentunya untuk
menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.

Saya rasa, percaya pada diri sendiri sudah harus dimulai sejak kecil. Misal nih, dulu jaman SMP, biasaaa, bikin geng cewek.
Ada satu teman yang sengaja berbohong supaya bisa masuk geng kita.
Padahal, kalau sedari awal sudah jujur, kita ngga berkeberatan
nerima dia.
Tapi karena TAKUT tidak diterima,
ya sud, white lie atau apapun namanya. Apalagi kalau sudah masa tertarik ke lawan jenis.
Apa yang kita pakai ada saja
kurangnya. Belum kalau memperhatikan image cantik atau ganteng yang dimaui pasar.
Jadi kalau belum berkulit putih
berambut lurus, belum cantik. Kalau belum berhidung mancung berambut tebal (emang gorilla?) belum ganteng.

Padahal ya, apa yang dilihat oleh lawan jenis kita, yang beneran suka lo ya, bukan dari penampilan semata. Tapi dari kecocokan
terhadap kepribadian kita.
Nah, ini kadang masalah lagi. Misal, si dia sukanya cewek yang feminin, padahal kita tomboy. Akhirnya terpaksalah kita ngomong dialus-alusin, pakai rok kemana-mana, bersikap lembut padanya. Aslinya sih pengen
ngomong cablak, pakai celana (emang kalau pakai rok ngga pakai celana?) dan meninju
bahunya sebagai tanda sapaan. Tapi karena dia suka kepribadian yang lain, kita juga jadi berusaha merubah diri, yang bukan ‘gw
banget’.

Mau sampai kapan?

Iya, mau sampai kapan berpura-pura seperti itu?
Sudah kitanya ngga nyaman, dianya juga kasihan dapat diri kita yang bukan sebenarnya.
Nanti kalau berlanjut ke pernikahan lebih sulit lagi menyembunyikan diri kita yang sesungguhnya.

Ketemu tiap hari sih, apa ngga tersiksa tuh batin?
Takutnya begitu kita tunjukkan diri kita yang sebenarnya, pasangan kita malah kecewa,
kok jadinya seperti ini.
Jadi, ngga usah ngotot jadi orang lain yang diinginkan oleh incaranmu. Kalau toh kamu
tidak memenuhi kriterianya, ya berarti DIA yang tidak cocok untukmu, bukan kamu.

Tetap saja menjadi diri sendiri, suatu saat nanti ada lawan jenis yang bisa menerimamu
APA adanya, bukan ADA apanya.

Kamu cantik dengan caramu. Kamu ganteng dengan gayamu.
Be yourself!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar