.

Sabtu, 22 September 2012

Potensi Selebar Daun Kelor

Setiap anak dilahirkan bukan tanpa potensi.
Manusia telah memilikinya tanpa terkecuali.

Potensi itu kemampuan terpendam yang dimiliki oleh seseorang dan karena kemampuannya itu masih ‘terpendam’, maka seseorang harus berusaha menggalinya agar terlihat.

Peter Adi di blognya bilang, “belum hidup sepenuh potensiku”. Bener dan setuju banget!
Karena potensi kita sendiri gak ada yang tahu batasnya selain yang menciptakan kita.
Yang bisa kita lakuin adalah menggalinya terus menerus agar semakin terlihat jelas.

Bisa dengan banyak cara pastinya, pertama misalnya kita kenalan dulu sama diri kita sendiri, biar tau motivasi hidup kita,
passion kita, atau bisa dengan hal-hal kecil yang bisa buat kita lebih peka, bikin buku harian misalnya. Buku hariannya, bukan sekedar agenda kegiatan yang bakal kita lakukan hari ini.
Fungsinya murni sebagai wadah untuk menuangkan perasaan dan emosi dari hari ke hari.
Dengan menuliskannya dibuku harian, kita jadi bisa mengeksplorasi diri hingga ke hal-hal yang sensitif.

Seorang psikolog lulusan Universitas Indonesia, Mutia Prihantini, bilang kalo peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dalam kehidupan seseorang dapat menjadi titik balik dalam memandang hidup. Tapi pada kenyataannya, ada beberapa orang nggak bisa ngambil hikmah positif dari setiap peristiwa yang nggak menyenangkan itu. Bahkan banyak orang yang masih nggak puas dengan keadaan dirinya saat ini. Jelaslah, orang kaya gitu mah berarti dia nggak sadar seberapa gede potensi yang udah Allah bekali.

Menggali potensi kita adalah hal yang sulit dilakuin.
Tapi, bukan berarti nggak bisa, sebab udah banyak pula orang-orang yang berhasil hidup hampir sepenuh potensinya.

Kunci itu ada pada diri kita sendiri. Kita harus mengenal diri kita se-apa-adanya mungkin.
Sebab dengan begitu, kita akan mendapatkan benang merah mengenai siapa diri kita sebenarnya yang akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa potensi kita saat ini masih selebar daun kelor.

Maka untuk hidup hampir sepenuh potensi, kita harus memandang jauh lebih dalam orang yang sedang balik memandang ketika kita sedang bercermin.

Ya, diri kita sendiri.
Jadi, find your self to find your passion then living together with all of your ability-not potentiality!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar